Backpackeran Seru Keliling Turki 10 Hari, Part 1 : Istanbul

BACKPACKERAN SERU KELILING TURKI 10 HARI ,  Part 1 : Istanbul Perjalanan Menuju Turki yang bikin Jamuran karena Transitnya 19 Jam ...

BACKPACKERAN SERU KELILING TURKI 10 HARI , 

Part 1 : Istanbul


Perjalanan Menuju Turki yang bikin Jamuran karena Transitnya 19 Jam

Gara-gara tiket promo Oman Air yang menggoda iman karena murah meriah, 7,2 juta rupiah saja pulang pergi dari Jakarta-Istanbul, akhirnya terkabullah semua doa dan bucket list saya tentang Turki. 

Berangkat akhir September sampai 10 Oktober 2019, saya terbang bersama teman ke Muscat Oman selama 7 jam daaaan harus transit di Muscat Oman selama 19 jam wakwaaaw. Pesawat Oman Air ini bagus, besaaar dan ada layar sentuhnya di tiap kursi, asyiik bisa nonton selama perjalanan. Menu makanannya juga dibagikan lho ke penumpang walaupun saya kelas ekonomi. Kami dapat makan besar 2 kali , snack juga 2 kali. Minuman terus-terusan datang,  Alhamdulilllah makmur lah perut saya selama perjalanan 7  jam ini.

Pas sampai di Muscat, sebenarnya saya dan teman saya sudah membooking satu hotel dekat bandara, tapiiiii karena visa Oman online itu harus 1 hari sebelumnya dan gak bisa pas hari H, terpaksa deh menginap di bandara selama 19 jam. Sejujurnya, ada sih  kounter Visa on Arrival di Bandara, tapi ternyata sudah meroket harga visanya,  dari  17 Oman Riyal menjadi 70 Oman Riyal. Lah kurs 1 Oman Riyal itu 40 ribu rupiah sodara-sodara, kebayang kan mahalnya kalo keluar bandara 2,8 juta rupiah. Padahal harga hotel yang saya booking saja cuma 600 ribu semalam. Akhirnya kami memutuskan untuk bobo di bandara Muscat sajalah.

Tips: kalo kepaksa transit di Muscat, jangan lupa siapkan charger kaki 3

Bandara Muscat itu kecil, sejam aja sudah selesai dijelajahi. Gate nya saja cuma ada Gate A, B dan C. Penerbangannya juga jarang-jarang. Jadi sepiiii. Cuma banyak orang-orang yang senasib dengan kami,  ada yang dari India , dari Kenya, dll yang nunggu transit 19 jam juga. Nah karena itu kami berebut sofa buat tidur malam itu. Seru lah, dulu-duluan ngetekkin sofa buat bobo, terus harus selalu waspada dengan hand luggage karena ngeri juga takutnya lagi bobo diambil orang.

Oh iya jangan kuatir mati gaya kalau di bandara Muscat. Wifi gratis dan lumayan kenceng bisa didapatkan dengan memindai paspor di alat Kiosk Paspor Scanner di  sekitar counter informasi di bandara. Saat memindai paspor, maka kami diberikan nomor OTP yang harus dimasukkan saat sign in wifi airport. Jangan lupa untuk memfoto nomor OTP nya ya karena setiap kita gak pakai wifi nya, akan ter log out dan aplikasinya akan meminta nomor OTP nya kembali. Durasi wifi ini hanya 3 jam dan dapat log in ulang lagi setelah 3 jam dengan memindai paspor kembali dan akan diberikan nomor OTP baru. Alhamdulillah sayapun bisa memantau kerjaan  dengan cepat berkat wifi disini. 

Setelah 19 jam yang membosankan berlalu, akhirnya tibalah saatnya terbang lagi. Kali ini pesawatnya lebih kecil dan waktunya juga lebih sebentar , hanya 5 jam dari Oman ke Istanbul. Tapi pesawatnya bagus, masih full entertainment lah. Ada layar sentuh di depan kursi kami, jadi bisa nonton, main game, dengar lagu, dll. Saya sendiri memilih menonton film sepuasnya hehehe.


Dari Airport Ke SultanAhmet

Tiba di Istanbul, kami mendarat di Istanbul Havalimani, airport baru pengganti Attaturk Airport.  Setelah mnegaktifkan kartu internet yang kami beli di Jakarta dan katanya bisa langsung on di Turki, kami langsung cari kendaraan umum karena kami backpackeran dan diarahkan petugas bandara ke lift bawah lalu belok kanan di parkiran bawah ada bus HAVAIST yang sudah antri menunggu penumpang. Di sisi kiri bus HAVAIST ada running text rutenya, jadi kami cari bus yang mengarah ke SultanAhmet karena kami menginap disana. Kami diarahkan ke mesin IstanbulKart untuk membeli semacam kartu EZlink yang bisa dipakai untuk naik kendaraan umum di Istanbul. Mesin ini ada menu bahasa Ingrisinya kok dan bisa menerima uang kertas pecahan 5, 10 , 20 , 50 lira tapi tidak ada kembalian ya gaes, jadi kalau uangnya kebanyakan bakalan dimasukkan ke saldo di kartunya. 1 kartu bisa dipakai buat lima orang. Taapi.....  jangan isi kebanyakan karena sisa saldonya sangat sulit dan makan waktu buat direfund, jadi tipsnya adalah: isi secukupnya aja!


Istanbulkart bisa buat naik moda transportasi apapun di istanbul

Satu kali naik bus HAVAIST ini 18 Lira, ketika saya datang kursnya 2.850 rupiah, jadi sekitar 51 ribu rupiah. Tinggal tap kartunya di dalam bus saja dan saldo kartunya terpotong deh. Bagasi besar disimpan di tempat penyimpanan  koper di bawah bus dan diberi karcis bernomor, kamipun diberikan karcis bernomor sama dengan koper kami. Perjalanan dari bandara Istanbul Havalimani ke SultanAhmet sekitar 1 jam dan karena hari sudah malam kamipun tertidur di bus. Ketika  kami dibangunkan pak sopirnya, kami sudah sampai di SultanAhmet. Saat ambil koper dari bawah bus, sopirnya hebat banget saat dia ambilkan semua koper,  dia mencocokkan nomor bagasi dengan nomor karcis dari penumpangnya. Yang mau duluan be bye lah , dan harus antri sesuai koper yang dia ambil. Keren lah si bapak ini jadi gak ada yang ambil sembarang koper. 

Sambil buka google map cari lokasi hostel dan geret-geret koper, kamipun disambut cantiknya Masjid Biru (The Blue Mosque) dan Hagia Sophia yang lampunya menyala dan jaraknya gak lebih dari 200 meter. Ternyata tempat turun bus HAVAIST tadi tepat di antara Hagia Sophia dan the Blue Mosque, jadi strategis sekali tempatnya. Hotel kamipun sangat dekat dengan The Blue Mosque sekitar 350 meter, ke Hagia Sophia sekitar 300 meter dan ke Topkapi Sarayi sekitar 400 m.

Oh iya, alhamdulillah saat menuju hostel, kami dapat rejeki gratis nonton The Whirling Dervish, tarian Sufi yang terkenal itu saat melewati restoran di depan The Blue Mosque. Alhamdulillah tidak perlu membayar, bisa lihat tarian berputarnya sang sufi, lumayanlah 5 menit saja hehehe. Ternyata kalau malam hari, banyak restoran yang menyediakan tarian sufi itu gratis untuk menghibur para tamu yang makan disana.


Istanbul, Hari Pertama

Lokasi Wisata yang wajib dikunjungi di Istanbul :
1. Museum Hagia Sophia atau AyaSofya
2. The Blue Mosque atau Masjid Biru
3. Istana Topkapi atau Topkapi Sarayi
4. Basilica Cistern atau Yerebatan Sernici
5. Galata Tower atau Menara Galata
6. Bosphorus Cruise atau naik kapal menyusuri selat Bosphorus
7. Taksim Square
8. Naik Nostaljik Tramvay ke Istiklal Caddesi atau jalan Istiklal yang penuh toko buat belanja


Adzan Shubuh di Istanbul baru terdengar jam 6.30 waktu Turki. Sarapan di negeri ini sangat khas, berupa salad bar  dengan berbagai sayuran, selada, daun mint, buah zaitun, buah aprikot kering, buah plum, buah tin, kismis, berbagai keju : cheddar, feta cheese, blue cheese dan roti dengan berbagai selai. Juga ada telur rebus dan sereal serta susu dan kopi.


Hagia Sophia
Karena di Sultan Ahmet adalah kawasan wisata, di sini ada kounter tiket yang menyediakan tiket terusan 15 museum untuk 7 hari harganya 320 lira, atau yang 5 museum untuk 5  hari 240 lira, atau yang hanya 3 museum untuk 3 hari harganya 162 lira, atau yang tiket Hagia Sophia saja 74 lira. Kalau gak mau antri panjang saat masuk, bisa beli tiket Fast Track masuk Hagia Sophia saja 115 Lira. Kami memilih tiket terusan 3 museum : Hagia Sophia, Topkapi Sarayi dan Istanbul Archeological Museum seharga 162 lira.

Hagia Sophia

Lukisan Bunda Maria diapit kaligrafi Islam

Tips: Jangan kuatir lihat rate Lira di Jakarta yang muahal buanget. Ambil saja uang Lira secukupnya dan sisanya ambil pakai ATM. Rate Lira di Jakarta yang mencapai 3100 rupiah, di ATM hanya 2500-2600 rupiah. Kebayangkan mahalnya rate di Indonesia. Asal jangan lupa untuk aktiviasi kartu ATMnya di bank biar gak diblokir saat ambil uang.

Setelah antri selama 10 menit, masuklah kami ke Hagia Sophia yang kini dijadikan museum. Hagia Sophia saat kami kunjungi sedang dalam renovasi, meskipun demikian masih terlihat sisa kemegahan bangunan ini. Bagian dalam  Hagia Sophia yang paling banyak mengundang perhatian adalah bagian mimbar yang di atasnya ada lukisan Bunda Maria di bagian tengah, berdampingan dengan kaligrafi besar bertuliskan Allah dan Muhammad SAW. Mengapa ada yang kayak gini sih? Karena dulunya sebelum penaklukan Istanbul adalah ibukota kekaisaran Romawi yang dulunya bernama Konstantinopel, dan ditaklukkan menjadi Istanbul oleh Muhammad Al Fatih atau Sultan Mehmed 2.  Jadi dulunya Hagia Sophia adalah gereja, yang dijadikan masjid oleh Muhammad Al Fatih, dan pada zaman Attaturk berkuasa, Hagia Sophia dijadikan museum hingga saat ini. Museum Hagia Sophia ini dihiasi dengan pilar-pilar besar dan 8 kaligrafi bulat yang bertuliskan Allah SWT, Muhammad SAW, empat sahabat utama Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar R.A, Umar R.A, Utsman R.A, Ali R.A , serta cucu beliau yaitu  Hasan dan Husain. Di salah satu pilar, ada yang namanya pilar harapan (The Wishing Column) yang antri banget sama orang-orang yang mau masukkan jempolnya ke dalam lubang di pilar itu , lalu membuat gerakan melingkar dengan tangannya memutari lubang tadi. Megahnya Hagia Sophia bisa juga dilihat dari lantai 2, yang mengharuskan kami naik jalan khusus untuk ke lantai 2. Dari sini akan terlihat pemandangan bagian dalam Hagia Sophia yang lebih jelas, juga terdapat 2 mozaik penting dari zaman kekaisaran Romawi dan marble wall atau tembok pualam.


Basilica Cistern


Keluar dari Hagia Sophia, kami langsung menuju Yerebatan Sarnici atau Basilica Cistern yang jaraknya hanya 40 meter dari Hagia Sophia. Basilica Cistern adalah tempat pembuangan air di bawah tanah di zaman kekaisaran Romawi abad ke 6 SM. Dulu semua air bekas dialirkan kesini lalu dikirim ke hutan yang jaraknya 19 km dari Istanbul lho, keren yaaa. Tapi sekarang sudah tidak dipakai lagi dan jadi objek wisata. Tiketnya seharga 20 Lira atau sekitar 60 ribu rupiah. Masuk ke bawah tanah yang gelap menuruni anak tangga. Pertama masuk suasananya memang agak seram juga, apalagi pas sampai bawah makin gelap dan baunya yang lembab lumayan menusuk hidung. Konon kabarnya dan Brown memakai Basilica Cistern jadi latar penulisan Inferno lho. Film Harry Potter yang ada adegan Harry melawan ular raksasa Basilisk juga kabarnya terinspirasi tempat ini. Di dalamnya banyak sekali terdapat pilar penyangga yang tersusun rapi dan ada juga pilar yang selalu "menangis" (The Crying Column). Pilar "Menangis" ini adalah monumen wafatnya ratusan budak pekerja saat mengerjakan Basilica Cistern ini. Dan bener aja, basaaah melulu si pilar menangis ini lho , dan agak merinding bulu kuduk saya sih pas deketin pilar ini. Ada juga 2 pilar Kepala Medusa di bagian belakang , yang dikelilingi kolam kecil penuh dengan koin. Anehnya 2 kepala Medusa ini tertanam di bawah pilar dan dalam posisi terbalik. Di depan si Medusa inipun, sekali lagi bulu kuduk saya merinding.



Basilica Cistern dan patung Medusa terbalik


The Blue Mosque
Adzan Zhuhur pun terdengar, dan kami bergegas ke Masjid Biru untuk melaksanakan sholat Zhuhur. Saat adzan, masjid biru ini ditutup kecuali untuk para pengunjung yang ingin sholat saja. Semua pengunjung yang ingin memasuki masjid menunggu di luar sampai sholat selesai. Untuk pengunjung wanita yang tidak berhijab disediakan kerudung di bagian dekat pintu masuk. Oh iya lokasi wudhu  letaknya di samping kanan masjid agak ke belakang. Masuk Blue Mosque ini gratis dan tidak diperlukan tiket.

Interior Blue Mosque


Galata Tower

Selesai sholat, kami menuju Galata Tower yang berada dekat Stasiun Tram Karakoy, berjarak 4 stasiun dari SultanAhmet. Kamipun berjalan menuju stasiun Tram SultanAhmet yang berada di seberang taman. Naik Tram ini bisa memakai IstanbulKart, dan tidak perlu membeli banyak kartu karena bisa ditap lagi dan dipakai untuk 5 orang, asal saldonya cukup yaa. Satu kali perjalanan memakan saldo 2,1 Lira flat sampai ke manapun dan hanya ditap ketika mau masuk stasiun. Tram yang kami naiki menuju Kabatas, dan kamipun turun di Karakoy. Kami menyeberang jalan menuju tempat makan yang banyak didatangi warga lokal, dan harganya lebih murah dibanding restoran di daerah SultanAhmet, disini semua makanan harganya 1/2 harga makanan di SultanAhmet. Harga jus delima merah atau pomegranate di SultanAhmet 20 Lira, dan disini hanya 10 Lira. Begitupun harga Kebab ayam, di SultanAhmet harganya 20 Lira, dan disini 10 Lira saja.

Tram di Istanbul

Selesai makan siang, kami kembali menyeberang jalan dan menyusuri jalan menanjak menuju Galata Tower. Sampai di Galata Tower, antrian untuk naik ke atas menara sudah mengular panjang sekali sehingga mengurungkan niat kami untuk naik. Yang penting sudah pernah kesini hehe.


Bosphorus Cruise
Kamipun kembali ke stasiun Karakoy dan naik tram kembali menuju Eminonu untuk naik Bosphorus Cruise. Karakoy dan Eminonu hanya berjarak 1 stasiun saja jadi sangat dekat, kalau mau berjalan kaki sebenarnya bisa menyusuri jembatan Galata tapi karena hari sangat panas, kamipun memilih memakai tram. Sesampainya di dermaga Eminonu, ada banyak kapal Fery yang akan mengantar para penumpang untuk ke Bursa atau ke kota lain di daratan Asia nya Turki.

Kami melhat sekitar dan ada seorang bapak paruh baya yang berteriak "Bosphorus Cruise" berkali-kali dan kamipun menghampiri beliau. Lalu setelah mengatakan harganya 20 Lira (sekitar 60 ribu) kamipun menyerahkan 20 Lira dan naik ke kapal besar  sebesar Ferry yang di dalamnya banyak kursi panjang dan meja-meja dengan kaca besar di kiri kanannya. Tapi kami tidak duduk di situ, dan langsung naik ke atas lewat tangga samping. Di atas Cruise itu, berjajar bangku-bangku panjang berderet rapi dan kami duduk dekat pagar deck yang menghadap ke kiri.

Layaknya angkot di Jakarta, Bosphorus cruise itu menunggu sampai penuh baru berangkat. Karena kami yang pertama naik, jadilah kami menunggu sekitar 30 menit sampai kapal terisi penuh dan kapal balik arah dari Galata Bridge menuju Bosphorus Bridge mengarungi Selat Bosphorus. Saat kami naik, waktu menunjukkan pukul 4 dan pada 4.30 kapal baru berangkat. Saat menyerahkan uang ke bapak tadi sebelum naik kapal, ia menjelaskan bahwa Cruise ini akan berlangsung selama 1,5 jam. Waaah lama juga yaaa.

Dolmabahce Palace

Selat Bosphorus memisahkan Istanbul menjadi dua bagian, satu bagian di benua Eropa dan satu bagian lagi di daratan benua Asia. Bosphorus Cruise ini menyusuri selat Bosphorus sampai ke Laut Hitam dan akan berbalik lagi ke arah Galata Bridge. Kapal pun melaju dan melewati Galata Tower dari kejauhan, lalu melewati Dolmabahce Palace, istana Sultan Ottoman yang luar biasa luas dan panjang, lalu melewati Masjid terapung di Uskudar dan pemandangan pantai cantik dengan vila di atas bukit menghiasi perjalanan Bosphorus Cruise kami ini. Sesampainya di teluk yang menghadap Laut Hitam, kapal kami pun berbelok memutar arah kembali ke arah Bosphorus Bridge. Pemandangannya agak berbeda dengan yang di sisi Asia, kalau yang sebelah kiri ini arsitekturnya lebih  dominasi warna merah. Di tengah selat Bosphorus kami melewati Maiden Tower yang  mengapung di tengah. Konon kabarnya Maiden Tower ini tempat seorang putri Sultan disembunyikan dari kutukan akan mati pada usia 18 tahun karena digigit ular berbisa. Namun walaupun disembunyikan di sini, sang putri tetap digigit ular dari buah-buahan yang dibawakan sang sultan sendiri dan mati di pangkuan sang Sultan.

Senja bersemburat merah pun datang dan kamipun dapat melihat cantiknya matahari terbenam dari kapal Bosphorus Cruise dihiasi siluet masjid-masjid besar nun jauh disana. Kami sampai di dermaga turun kapal saat pukul 7 malam dan kami bergegas ke arah Eminonu untuk naik tram kembali ke hotel di area SultanAhmet.

Selat Bosporus di senja hari

Istanbul  Hari Ke-2

Istana Topkapi

Istana Topkapi ini tutup setiap hari Selasa, jadi kami mengunjunginya pada hari ke-2 kami di Istanbul. Istana Topkapi terletak di belakang Hagia Sophia, dan tiketnya seharga 72 Lira tapi kalau kami sudah membeli tiket terusan untuk 3 museum seharga 162 Lira. Masuk ke dalam Topkapi Sarayi yang super besar ini, memanjakan mata kita dengan banyak istana cantik dimulai dari tempat berbagai pedang sultan, penyimpanan sarung bantal sultan, dapur dan tempat penyimpanan keramik dan alat makan Sultan, dll. Di perpustakaan sultan, ada replika sang Sultan sedang membaca Kitab Shohih Bukhari dan berbagai bukunya. Ada juga alat perang berupa Gada, panah,  baju perang , dll. Highlight dari istana Topkapi ini adalah Tempat penyimpanan peninggalan Rasulullah SAW seperti jenggotnya, tapak kakinya, giginya, pedangnya  beserta pedang keempat sahabatnya, juga jubah dari anak tercintanya Fatimah Azzahra R.A dan cucunya Husain. Ohya ada juga tongkat nabi Musa dan pedang pedang nabi Daud di sini. Antrian mengular untuk memasuki tempat peninggalan Rasulullah SAW ini. Di istana Topkapi bagian paling belakang juga terdapat hall besar dan tempat melihat selat Bosphorus yang indah dari ketinggian. Istana ini juga dilengkapi dengan taman-taman yang indah dipenuhi bunga mawar dan pohon maple yang mulai berguguran daunnya karena ketika kami berkunjung sudah memasuki awal musim gugur. Tapi umumnya isi dari istana ini tidak boleh difoto.


Topkapi Sarayi



Taksim Square & Nostaljik Tramvay 

Dari Topkapi Sarayi, kami bergegas naik Tram sampai Kabatas dengan menempelkan kartu IstanbulKart seharga 1,8 Lira. Lalu dari Kabatas, kami berjalan 100 meter ke arah stasiun Funicular dan naik Funicular yang mirip metro bawah tanah tapi jalannya menanjak ke atas seharga 1,8 Lira. Turun dari Funicular, kami keluar dan sudah berada di Taksim Square yang ada monumen republic yang dibuat oleh seorang Itali pada tahun 1923, berupa patung-patung orang membawa senjata yang merupakan peringatan ke-5 Republik Turki.

Cukup berjalan ke arah Istiklal Caddesi atau Jalan Istikal, ada satu halte tempat menunggu Nostaljik Tramvay. sebuah tram kayu berwarna merah yang dipakai pada zaman dahulu sekitar tahun 1939, namun hanya dipakai untuk para wisatawan mulai tahun 1991 sampai sekarang. Nostaljik Tramvay ini hanya beroperasi satu buah dari Taksim Square ke Tunnel melewati Istiklal Caddesi . Tram ini kecil dan hanya muat 30 orang yang berdesakan karena waktu tunggunya yang 30 menit sekali. Dengan kartu IstanbulKart seharga 1,8 Lira kami bisa menaiki tramvay yang penuh sesak dengan penumpang. Ohya, dalam sehari, Nostaljik Tramvay hanya mengangkut 6000 orang per hari. Jalan sepanjang lintasan tram sendiri dipenuhi puluhan toko modern menjual fashion brand kenamaan Turki seperti LC Waikiki, LTB, Kotton, dll dan tradisional yang menjual alat musik tradisional, souvenir dan fashion tradisional seperti gamis, kerudung, dll.  



Nostaljik Tramvay

Sesampainya di tempat pemberhentian terakhir Nostaljik Tramvay, kami berjalan mengikuti arus orang-orang yang berjalan lurus melewati jalan kecil menurun yang dijejali  puluhan toko tradisional nan cantik. Akhirnya kami sampai di depan Galata Tower yang indah menjulang namun masih dipenuhi antrian orang yang mau masuk ke dalamnya. Ternyata view Galata Tower jauuuh lebih enak dipandang dari sisi ini daripada dari arah Karakoy yang sempit. Dari Galata Tower kami terus berjalan menuruni gang sempit dan sampai di stasiun Tram Karakoy untuk kembali ke SultanAhmet.


Galata Tower

Nah karena rate bank disini bervariasi tergantung kurs saat itu, maka kita ambil harga tertinggi saja selama saya di sini ya, yaitu 2600.
Rincian biaya di Istanbul Part 1:
Tiket pesawat ke Turki = 7 juta 200 ribu
Istanbulkart 60 Lira = 156 ribu
Penginapan 3 malam = 1.125 ribu
Paket Tiket 3 museum 162 Lira = 421 ribu
Basilica Cistern 20 Lira = 52 ribu
Bosphorus Cruise 20 Lira = 52 ribu
Makan minum 36 Lira = 94 ribu
TOTAL PENGELUARAN ISTANBUL PART 1 = 9 juta 100 ribu rupiah


















You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images