Pamukkale , Istana Kapas Putih

BACKPACKERAN SERU KELILING TURKI  Part 4: Pamukkale, Istana Kapas Putih Sehabis nonton tari Sema atau the Whirling Dervishes di Konya, ...

BACKPACKERAN SERU KELILING TURKI 

Part 4: Pamukkale, Istana Kapas Putih

Sehabis nonton tari Sema atau the Whirling Dervishes di Konya, kami melanjutkan backepackeran seru ke Pamukkale. Dari Mevlana Merkezi naik tram ke Zafer Meydani dan menyambung tram yang menuju Konya Otogar. Pemesanan tiket KamilKoc ternyata tidak bisa go show, jadi minimal 1 hari sebelumnya. Harga tiketnya 74 Lira atau 193 ribu per orang. Bus kami berangkat jam 23.58 tengah malam yang akan menempuh waktu 7 jam, jadi in shaa Allah sampai di Denizli jam 7 pagi. Namanya juga backpackeran, sengaja gunain bus malam biar hemat penginapan hehe..

Foto ini yang bikin menarik banget untuk datang ke Pamukkale. Cantik banget kaan? Kenapa foto ini saya taruh di sini, ya karena kami gak ada yang punya drone untuk bisa melihat Pamukkale secara utuh dari atas.

Foto diambil dari veltra.com


Bus kami pun melaju kencang ke kota Denizli. Kami semua terlelap karena hari memang sudah larut malam. Menjelang pagi, kami terbangun oleh suara adzan Shubuh yang terdengar dari handphone penumpang lain. Setelah sholat di dalam bus dalam kondisi duduk, tiba-tiba bus kami berhenti dan ternyata kami sudah sampai di Denizli dan turun dari bus dengan terlebih dahulu mengambil bagasi di bawah  bus. Kami langsung masuk kedalam gedung terminal rencana mau mencari tempat penitipan koper. Tiba-tiba ada laki-laki yang berteriak  "Pamukkale, free Dolmus from KamilKoc" dan menyuruh kami mengikuti nya ke sebuah minibus. Kami pun ikut saja karena mengira ini adalah Free Shuttle Bus dari KamilKoc ke Pamukkale. Waaahh seneng banget… ini serius diantar gratis??

Minibus pun melaju kencang dan sekitar 20 menit sampailah kami di Pamukkale. Tapi oh ternyata kami dimasukkan ke dalam agen tur milik bus KamilKoc dan ditawari macam-macam tur dengan harga yang fantastis. Tony nama pemilik agen tur itu, berbadan besar dan berkepala botak. Ia menawarkan semua penumpang minibus tadi bermacam-macam jasa pengantaran ke Izmir, tur Ephesus dan Hierapolis, tur Ephesus, dll dalam Euro. Duuh males banget ikutan tur lagi dalam Euro pula, cukup deh di Cappadocia aja. Akhirnya kami beserta turis2 gembel yang gak mau pake turnya diusir keluar. Sedihnya.. mana bawa2 koper, masalahnya tidak ada penitipan koper di sana.  Sebenarnya si Pamukkale nya sudah dekat banget dari agen tur KamilKoc ini, tinggal jalan kaki tapi kan kami bawa koper segede bagong yaaa, ditaruh dimana coba ? Masa kami harus geret-geret koper naik gunung kapur Pamukkale? hadeeh.  Akhirnya kami dan turis-turis lain menunggu angkot kembali  dari lokasi tur KamilKoc ke kota Denizli. Kebetulan memang lokasi ini dilewati dolmus (serupa minibus) arah Denizli-Pamukkale dan alhamdulillah sempat lihat balon udara juga disini. Naik dolmus jauh-dekat sama saja yaitu 4,5 Lira. (tu kan persis kayak angkot kita jauh-dekat sama saja). Kamipun berdo'a pada Allah SWT agar perjalanan kami ini dimudahkan dan dilancarkan, aamiiin ya Rabb.

 Pemandangan pagi di tempat pemberhentian dolmus Pamukkale - Denizli 
sempat melihat balon udara  juga meskipun tak sebanyak di Cappadocia.


Yap, Kembali ke terminal, tiba di tempat yang sama saat kami datang pagi subuh tadi. Perjalanannya memakan waktu 20 menit dan angkot bisa berhenti dimanapun jika ada penumpang yang ingin naik atau turun (persis juga kan kayak angkot kita?) Sesampainya di terminal bus Denizli, kami bertanya kepada para supir bus yang sedang nongkrong ngopi pagi, dimana kami bisa menitipkan koper kami dan mereka menunjukkan arahnya. Bahkan ada seorang bapak tua yang sepertinya akan berangkat bekerja, mau menunjukkan jalannya kepada kami sampai di tempat penitipan tasnya, alhamdulillah selalu ada orang baik yaaa jika kita selalu berdo'a pada Allah SWT.

Nama penitipan kopernya Emanetcisi (itu Bahasa Turki nya tempat penitipan keknya ya hehehe) lokasinya cuma sedikit masuk saja kedalam gedung terminal dari saat turun bus. Satu koper boleh titip selama 24 jam  biayanya 7 Lira atau setara dengan 18 ribuan rupiah. Kami menitipkan semua koper kami dan diberikan satu kartu yang ada nomornya sama dengan yang tertera di koper.

Tips: Setelah turun dari bis, sebaiknya langsung aja cari Emanetcisi untuk menitipkan koper. Abaikan agen tur yang teriak-teriak pengantaran gratis, PHP, banyak udang dibalik batu. 

Kamipun kembali berangkat ke Pamukkale dengan angkot Dolmus tujuan Pamukkale dan tepat berhenti di tur bis KamilKoctadi hahaha.. (tempat ada balon udara).Sok dejavu nih, tapi kita udah gak geret-geret koper lagi. Amaaan.

Berjalan  sekitar 7 menit ke arah pintu gerbang Pamukkale Travertines (gunung kapur Pamukkale). . Tiket masuknya seharga 62 Lira atau setara 162 ribu rupiah. Dari counter tiket, kami  berjalan terus  menanjak sekitar untuk sampai di bawah kaki gunung kapur Pamukkale yang berupa lantai kapur putih  dan kami harus melepaskan alas kaki alias nyeker.

Tips : Bawalah kantung plastik kresek untuk menyimpan alas kaki.

Waktu kami nyeker menunjukkan pukul 07.30 dan lantai kapurnya dingiiiin sekali. Kontur Travertines bergelombang yang terbentuk dari pola arus air yang  mengalir dari puncak gunung kapur. Kirain bakalan hangat airnya, eeeh ternyata dingin juga. Kata teman kami, air hangatnya hanya ada di puncak gunung cuuuy, karena Turki sudah memasuki musim gugur, yang suhunya 19 derajat kalau pagi begini, airnya pasti juga dingin kalau sudah sampai bawah.  Hati-hati banget nih jalannya gaes, sambil cari  lantai yang lebih halus dan menghindari air yang mengalir.

 Sekilas seperti kapas atau salju tapi ternyata batu kapur 


Naik-naik ke puncak gunung, tinggi…. tinggi sekali. (hayo, siapa yang auto nyanyi?) Yup, tinggi sekali sampai kami menemukan kolam-kolam yang terisi penuh air. Kalo lihat di google airnya biru tapi saat kami datang, airnya hijau. Eits, pantang kecewa, pemandangannya tetap luar biasa menakjubkan.  Kolam terasering ini dibentuk ratusan tahun lalu karena adanya air panas yang mengalir membawa endapan kapur. Nah karena adanya endapan kapur yang terus-menerus, bisa jadi bentuk atau konturnya akan terus berubah searah kemana air membawa kapurnya. Kolam-kolam ini mengingatkan dengan pemandian para dewa di Mitologi Yunani. Kabarnya Cleopatra pernah mandi di kolam-kolam ini. Alhamdulillah kami diizinkan untuk melihat pemandangan secantik ini.  Sungguh berucap syukur pada Allah.

Travertine Pamukkale seperti kolam terasering

Sampailah kami di puncak gunung kapur Pamukkale dimana airnya hangat dan dialirkan ke kolam paling atas serta lewat saluran air di sampingnya. Nah disinilah banyak turis yang duduk-duduk di samping saluran air, merendam kakinya di air hangat yang mengalir deras. Kami juga gak mau ketinggalan lah, langsung cari posisi uenak, duduk-duduk rendaman kaki hehehe. Lumayan habis capek naik gunung, merendam kaki untuk menghilangkan lelah selama 15 menit. Tak lupa kami juga foto-foto disini karena pemandangan di bawah sana mashaa Allah indahnya. Sepintas seperti kolam-kolam salju yang berlapis di atas bukit, padahal batu kapur atau endapan kristal putih.

Setelah puas merendam kaki, kamipun melanjutkan perjalanan ke Hierapolis, kota yang ada di atas gunung kapur Pamukkale. Haaaah? Naik lagi? Ya iya lah, masak mau turun, sayanglah sudah sampai sini gitu lho.

Hierapolis adalah kota kuno yang terdapat kuil untuk dewa Apollo. Namanya juga kota, ya pasti luas banget lah. Tapi sayang, hampir semua bangunannya hancur. Di gerbang kota Hierapolis, ada peta besar dan menunjukkan kalau kuil Dewa Apollo dan Amphiteater ada di paling atas kota. Perjalanannya lumayan jauh dan terus menanjak ke Apphiteater. Siapkan energi yang cukup.

Sisa peninggala kota Hierapolis

Tips: bagi yang backpackeran, siapkan topi atau payung atau sun block karena matahari lumayan panas menuju ke Amphiteater dan tidak ada pohon atau tempat berlindung dari terik matahari saat itu. Jangan lupa bawa minum yang cukup.

Akhirnya kami sampai di reruntuhan kuil Apollo yang tinggal batu-batu besar berserakan. Tampak papan pengumuman yang menerangkan bahwa kuil Apollo ini sedang diperbaiki dan beberapa orang arkeolog yang sedang bekerja.

Sisa kuil Dewa Appollo

Kuy naik lagi guys, menuju Amphiteater kota Hierapolis yang ada di puncak gunung. Lumayanlah berjalan menanjak sekitar 7 menit dari Kuil Apollo tadi, sampailah kami di Theatre of Hierapolis. Cantiiiiik sekali, mashaa Allah. Tapi,.... eh.... eh, ini siapa main gandeng tangan saya? Ada seorang  gladiator  menggandeng tangan saya dan mengajak bermain pedang. Hihihihi ternyata ini modus cari uang untuk mengajak kita berfoto.

Samar-samar kami mendengar bahwa di teater ini dulunya ada pertandingan hewan melawan hewan, manusia melawan manusia dan manusia melawan hewan. Saya jadi teringat adegan-adengan di film "Gladiator", sadisnya masa itu..

Amphiteater

Puas berlama-lama disini menikmati bangunan dan tenggelam dalam imajinasi ke ratusan tahun lalu, kamipun memutuskan untuk turun karena matahari kian panas menyengat. Turun dari Hierapolis dan kembali menuju gerbang Travertines.  Kami menepi ke satu restoran yang  memiliki balkon langsung menghadap gunung kapur putih Pamukkale dan harganya ramah di kantong para backpacker. Kami memesan sepiring kofte berupa daging panggang pipih 5 potong, lengkap dengan yoghurt, nasi turki  (pilav) yang rasanya mirip nasi uduk, kentang goreng dan salad seharga 25 Lira atau sekitar 65 ribu rupiah. Terus terang dari kofte-kofte yang kami coba di Istanbul, ini yang paling enak!

Lalu kami naik Dolmus kembali ke bus Denizli karena kami akan melanjutkan perjalanan ke Selcuk. setelah ambil koper, kami putuskan untuk menuju Selcuk dengan kereta api. Jarang yang tahu bahwa perjalanan Denizli ke Selcuk bisa dengan kereta yang ternyata lebih nayaman dan lebih murah dari bus. Stasiun kereta sangat dekat dari terminal. Cukup berjalan kaki sekitar 5 menit ke seberang jalan.

Tips: meskipun lebih lambat dari bus, kereta api menurut saya adalah pilihan terbaik karena nyaman dan aman di kantong back packer. Jangan pula untuk cek jadwal kereta di https://turkeytravelplanner.com/go/Aegean/Izmir/transport/izmir-selcuk_train.html sebelum berangkat. Perjalanan dengan kereta memakan waktu sekitar 4 jam. Waktu paling akhir menuju Selcuk saat itu adalah jam 17.30.

Ternyata stasiun kereta Denizli tidak mencolok, tidak ada gedung dangan logo kereta dan tidak ada suara kereta. Stasiun kereta di sini keciiiil sekali dan letaknya lebih rendah dari jalan raya jadi tidak kelihatan. Ciri stasiunnya adalah lambang TCDD, itu lambang PT KAI nya Turki. 

Waktu saat itu menunjukkan pukul 14.30 waktu Turki, Begitu masuk stasiun, terlihat kereta terparkir, dan kami langsung lari ke counter menanyakan kereta menuju Selcuk, kota tujuan kami selanjutnya. Petugas bilang keretanya berangkat sebentar lagi, dan menyuruh kami cepat-cepat. Sistem disini kalau beli tiket kereta harus go-show, jadi datang baru boleh beli dan langsung naik. Tiketnya seharga 21 Lira saja per orang dari Denizli ke Selcuk, atau setara 55 ribu rupiah.  Di tiketnya tidak ada nomor kursi, jadi mungkin saja kami tidak dapat duduk. Duuh do'a kami kenceng banget agar Allah SWT memberi kami duduk dalam kereta ini. Gilaaa banget kalau harus berdiri 4 jam, gem to the por, alias gemporrr.
Tiket kereta 


Kamipun berlari naik kereta sambil angkat-angkat koper  dan langsung cari tempat duduk kosong. Alhamdulillah Allah SWT Maha Penyayang, walaupun pas naik, kereta kami sudah penuh dan langsung berangkat, tapi kami semua alhamdulillah dapat duduk, walaupun harus menghadap belakang, jadi keretanya mundur gaes hehehee. Kereta berlari kencang dan dari kejauhan kami melihat gunung kapas putih nan cantik, Pamukkale.

Kenyamanan dalam kereta dari Denizli menuju Selcuk

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DI PAMUKKALE
1. Tiket bus dari Konya ke Pamukkale : 74 Lira atau setara 193 ribu rupiah
2. Angkot Dolmus dari terminal Denizli ke Pamukkale pulang pergi jadi 9 Lira = 47 ribu
3. Tiket masuk Pamukkale  : 62 Lira = 162 ribu
4. Titip Koper : 7 Lira = 19 ribu
5. Makan siang 25 Lira = 65 ribu
TOTAL PENGELUARAN DI PAMUKKALE : 486 RIBU RUPIAH

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images